8 Januari 2017,
(Waktu ashar)
Ketika membuka mata, saya merasa sedikit mengenali ruangan ini.
Tapi ini bukan kamar kost saya,
Juga bukan kamar almas, ririn, ataupun alya.
Tapi ini familiar,
hingga akhirnya seseorang memberitahu saya bahwa saya tengah berada
di kamar A2 Bangsal vinolia RSUD Jogja.
As a patient.
Bukan sebagai seorang dokter muda yang sedang follow up pasien, apalagi pembesuk orang sakit.
Tangan kanan sudah dalam keadaan terfiksasi dengan bidai,
Terdapat luka bagian jari,
dan ya, kepala masih pusing berputar.
hingga akhirnya saya meminta salah seorang teman saya untuk memfoto muka saya saat itu.
Ya,
Oedem (bengkak), multiple vulnus excoriatum (luka lecet) yang cukup lebar, beberapa jahitan di bagian dahi-antara alis, subconjungtival bleeding di bagian lateral OD (perdarahan pada bagian subkonjungtiva), slight palpebral hematom (memar pada kelopak mata).
"My friend told me that I had a motorcycle accident that morning."
Well,
This time it's really happened.
------------------------------------------------------------------------
7 Januari 2018, hari sabtu.
Hari terakhir stase perifer (setelah 2 minggu) di puskesmas kretek, Parangtritis.
Kurang lebih 30 menit dari kost di daerah gamping.
Saat itu merupakan rangkaian dalam stase anak, mingu ke 5 tepatnya.
Setelah menyelesaikan hari itu, saya bersama teman-teman mengunjungi pantai depok,
dan mengikuti kegiatan organisasi yang diselenggarakan adik adik di daerah kebun buah mangunan bantul.
Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian open recruitment, yang berlanjut hingga keesokan harinya.
Saya bersama salah satu teman kelompok koas yang juga selalu bersama ketika masih aktif sebagai pengurus aktif di organisasi ini. Her name is belva.
Saya ingat betul, malam itu saya istirahat cukup mengingat besok Ahad (8 Jan) saya harus kembali ke Rumah Sakit untuk jaga shift pagi jam 07.00
Ah iya, saat itu posisi bapak saya sedang berada di Gontor 3 Kediri Jawa Timur utk mengantar adik kembali ke pondok. Saya pun sempat memesankan beliau tiket pulang utk besok paginya penerbangan Surabaya-Lombok.
Keesokan paginya,
selepas subuh kami menikmati udara pagi kebun buah mangunan, sekaligus menanti sunrise.
 |
Kebun Buah Mangunan, Bantul.
kiri ke kanan : dr. Alfun, Sp.OG - dr. Chandra - ocha - belva - aswin |
Hampir jam 07.00,
teman-teman yang sdg dirumah sakit mengingatkan utk jaga shift pagi.
saat itu, saya dan belva segera turun (mangunan termasuk dataran tinggi di bagian selatan jogja) dan mengendarai sepeda motor masing masing ke RS yg waktu tempuhnya kurang lebih 30-45 menit.
Setelah melewati bukit-bukit dan jalan yg cukup berkelok, tepatnya setelah mendekati lapangan imogiri ( 1/2 perjalanan menuju RS) saya mulai merasa mengantuk.
Saya memberitahu rekan saya yg mengemudi di depan.
Salah saya, saya tetap membawa kendaraan karena saya merasa saya bisa sampai ke RS tepat waktu dan mungkin beristirahat disana nantinya.
Dan,
itulah moment terakhir yang saya ingat saat itu.
----------------------------------------------------------------------
8 Januari 2017,
(suara tabrakan keras di belakang)
Belva mempunyai firasat bahwa itu saya,
belva pun putar balik,
and that's right,
itu adalah si cerewet, si gabisa diem ocha.
Berada sekitar 3 meter dari motornya, dengan beberapa luka dan
bleeding, dengan barang yang tercecer, dan kerumunan orang.
beberapa adik organisasi yg saat itu kebetulan juga turun ikut membantu saya dan org yg saya tabrak saat itu.
Kami dibawa ke RSUD Jogja (tempat saya koas kala itu) dengan mobil pick up.
Setibanya di IGD, ternyata mas yang tadi harus dirujuk ke RSUP Sardjito.
 |
Lemme intoduce her!
'Siti' yang menemani saya di perantauan sejak 2012 - 2017 |
Saat itu juga, belva menghubungi keluarga saya, bapak.
saat itu bapak yang sedang berada di kediri sempat tidak percaya, sampai akhirnya beliau menelp hp saya dan diangkat oleh belva.
kepulangan bapak ke lombok pun ditunda.
Bapak segera ke Jogja.
Dokter Alfun dan dokter nadia datang ke IGD, membantu proses ocha bersama teman teman yg lain selama di RS sebelum datangnya bapak.
Sepertinya saat itu bapak sampai di jogja sekitaran magrib.
Saya tidak begitu ingat kapan saat saya bertemu bapak.
Yang saya ingat saat itu, bapak meminta saya untuk kuat, meminta saya untuk tidak banyak mikir, meminta saya untuk istirahat, and i can see the tears in his eyes.
maaf karena membuat bapak khawatir,
ocha sayang bapak..
(--- singkat cerita, urusan dengan masnya tadi berjalan lancar dan baik. Keluarga pun beberapa kali berkomunikasi dgn baik. Semua dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Alhamdulillah. --- proses penyelesaian ini pun tentu tidak akan berjalan dgn baik tanp bantuan saudara keluarga ocha di jogja. Ada solihan, tuak zohri, dll. Matur tampiasih semetonkuuu ---)
-------------------------------------------------------------------
9 Januari 2017,
Jika di stase sebelumnya saya masuk ke ruang OK untuk jd observer atau assist SC/Op obsgyn lainnya, kali ini saya merasakan rasanya jadi Pasien :')
Saat itu, dipasang K-wire untuk fraktur kominutif metacarpal III IV V dextra dan plate and screw untuk fraktur 1/3 proksimal radius dextra.
Oedoem cerebri ringan CKR (udah dikasi manitol di igd) dan ada fissure di os maxillaris dextra juga bleeding di intrasinus, but it doesn't need an advance therapy.
Alhamdulillah,
Ada banyak teman-teman, adik adik dan fosil TBM Alert, keluarga, dokter konsulen, juga dokter kampus yang datang utnuk memberi semangat juga motivasi selama dirawat.
Almost semua org menganjurkan saya untuk cuti koas beberapa bulan kedepan.
Paling saya ingat adalah nasihat dari dr.Ekorini yang juga DPA saya selama S1 --yang selama ini selalu saya anggap sbg ibu saya ketika di rantauan pendidikan dan dr. Alfun yang juga saat itu sangat dekat dengan kami para mahasiswanya.
Beliau menyemangati saya dan memberikan pandangan pada saya. --yang saat itu kekeuh banget mau lanjut stase dengan muka oedem dan keadaan yang belum memungkinkan. Ah iya, itu stase anak.................... Anak...--
Di sisi yang lain, beberapa teman sekelompok saya meminta saya utk lanjut, melanjutkan perjuangan bersama-sama.
Dengan banyak pertimbangan,
Alhasil, keputusan cuti itupun saya ambil.
it's not easy at all.
Teman-teman kelompok harus bekerja lebih keras,
Sayapun harus ikhlas untuk mundur ukmppd tanpa teman-teman sekelompok yang selama ini selalu barengan.
Bagi orang yg ngoyo semacam ocha, ini risiko yang sangat sulit untuk diterima.
-----------------------------------------------------------------
Tidak ada orang yang menginginkan musibah terjadi.
Ini pun merupakan pelajaran yang berharga bagi saya untuk lebih mengenali diri sendiri.
Badan pun bisa protes, jangan sampai begitu telah terjadi hal seperti ini baru menyadari.
Berlatih mendengarkan diri sendiri.
Kenali bahasa yang digunakan tubuh untuk menyampaikan keluh kesahnya.
Saya pun dituntut untuk lebih positif dalam menyikapi sesuatu,
Yakinlah bahwa akan ada pelangi setelah hujan,
senang setelah penderitaan,
dan hikmah setelah cobaan.
Kejadian inipun membuat saya menyadari bahwa banyak hal yang perlu saya syukuri,
Berada di sekeliling keluarga dan teman-teman yang sangat pedulinterhadap saya adalah hal yang sangat membahagiakan.
Untuk semuanya, Terimakasih :)<3 p="">
3>