Monday, August 19, 2019

My Imaam


Patut kusebut bahwa hadirnya beliau adalah Bagian dari Cerita indah yang Allah tuliskan.
Berteman tapi tak kenal jua tak saling sapa.
Begitulah pada awalnya.
Hingga musibah yang saya alami mengantarkan pertemuan kami.

Kediri, 2017.
Perjumpaan pertama kali saat itu.
Hati yang telah lelah berjalan dengan segala jatuh bangunnya, akhirnya mencoba menerima.
Tidak berselang lama, jalinan mimpi dan cita mulai terangkai.
Restu bersambut begitu baik, seolah semua jalan terbuka dengan mudahnya.
Kami sudah mempersiapkan diri untuk badai, Allah menunjukkan cinta dengan menunjukkan indahnya matahari.

Setiap manusia memiliki kisah hidup.
Tapi apa yang ada pada beliau adalah Kisah yang paling saya Kagumi, tentunya setelah kisah hidup Bapak.
Saya tidak perlu khawatir disaat rendah maupun tinggi saya.
Ada beliau.
Disaat rendah akan mengangkat, disaat tinggi akan menahan kaki agar tetap memijak tanah.

Sunday, April 7, 2019

Menikah. Kapan?

Bahasan yang berat.
Apalagi kalau ketemu lalu ditanya
“eh kamu kapan? Itu temenmu udah semua”
“eh anaknya si itu udah bisa jalan”

Lha trus? Mau gimana?
Maksa temen kita nunda nikahnya biar barengan gitu?
Maksa temen kita nunda punya anak biar kita ga kesusul?
Maksain diri ‘asal’ milih biar segera nikah?
Hmmmmmmmm…
Yang menjalani kita sediri, kenapa harus menyusahkan diri sendiri?
Tenang, Ini bukan dalam rangka membela diri.

Ada banyak sekali curhat-an oleh teman-teman ataupun saudara yang sering dihampiri pertanyaan ‘kapan’ itu tadi.
Please, that’s enough.
Menanyakan ‘kapan’ tidak akan serta merta membuat jodoh tetiba hadir dalam waktu satu hari.
Daripada bertanya seperti itu, mungkin akan lebih baik bertanya
“Sis, sekarang sibuk apa saja?”
“Ada yang bisa dibantu ngga?”
Karena jujur, jika si cewe ini udah kenal banget temenan/sahabatab sama kamu dan ngerasa pengen nikah banget, si cewe akan secara volunteer buat curhat atau minta dikenalin.
Sedihnya, kadang pertanyaan ‘kapan’ ini cuma kayak basa basi doang gitu. Udah gitu, yang nanya sebenernya ga kenal-kenal banget sama kita :’)
Zzzzzzzzzzzzzz…..

“yaelah tanya gitu doing baper”
Yegimana gabaper dah -___-
Yang punya adek cewe, kakak cewe, atau bahkan esok mungkin akan mempunyai anak cewe. Gimana jika mereka juga dihujani pertanyaan seperti ini? Terlebih jika mereka terlihat tidak nyaman.
Eyke sih ngga mau, wkwkwkwwk.

Loh emang kamu sering ditanyain gitu, cha?
Ehehehe………
Kalo ditanya yaa
Jawabnya, “Ya doakan aja biar segera om, tante. Besok kalo jadi, om tante wajib jadi panitia dan nyumbang banyak yaaa wkwkwk”
Kalo masih sebaya, “Doain aja ya ceu, bro. Besok aku nikah kamu wajib panitia ya. Begadang ngejagain tenda sama pelaminan. Hehehehe.”
*tentunya pake nada bercanda loh yaaaa wkwkwk*


XXXXXX : “Emang lu ga niat nikah cha?”
Ehehehehe
Saya pun tengah mempersiapkan hal-hal menuju kesana dengan apapun yang bisa saya siapkan dari sekarang.
Meskipun sudah memilih dan memantapkan hati akan bersama siapa, kita tidak bisa menebak Takdir Allah. Jadi ya yang penting siap dulu.
Kesiapan yang saya maksud disini adalah kesiapan pribadi kita dalam menjalani kehidupan kedepan.
Menyiapkan mental, planning kedepan terkait achievement bersama, pendidikan, pekerjaan maupun finansial.
Tentunya, ditambah sedikit secercah planning  acara ceremonial  pernikahan  (ini sih karena saya bercita-cita untuk meng-organize pernikahan saya sendiri, hehehe)
---> next time pengen bahas ttg iniii

Eeeiiits, sebentar dulu..
Saya pun tidak menyalahkan jika ada pasangan yang memutuskan untuk menikah muda,
yang menganut ‘semua hal perencanaan, dll. bisa dilakukan setelah menikah’
Bebhaaas… silahkaaan
Yang penting bertanggungjawab atas pilihan dan jalan yang dipilih :)


buat yang masih sering nanyain 'kapan', ntar ocha kasih bonus jeweran sayang pake cabe level 100 :p

Sewugalur,
7 April 2019

Friday, February 8, 2019

Kita

Jika orang lain hanya perlu meminta,
Maka kita harus bisa memberi.

Jika orang lain hanya perlu berjalan,
Maka kita harus sampai berlari.

Jika orang lain hanya perlu duduk manis,
Maka kita harus berusaha sebisa mungkin.

Kita,
Tidak mudah untuk menjadi kita.
Kita berada diantara apa yang kita sebut sebagai realita dan cita-cita.

Hanya lembaran harapan yang terus membumbung dan menguatkan.
Kumencintai perjalanannya.
Yang berasal dari hanya angan hingga akhirnya siap menjemput nyata



Yogyakarta,
8 Februari 2019

Tuesday, January 29, 2019

Dokter - Lebih dari sekedar cita-cita


(2019)
Tahun baru, lembaran baru.
Banyak cerita indah yang tertulis pada tahun ini.
Tgl 10 Januari, Sumpah Dokter sebagai pembuka yang mengawali cerita indah lainnya.


Penanda tanganan lembar sumpah dokter
Ocha dan keluarga setelah prosesi Sumpah Dokter
Menjadi dokter bagi saya tidak hanya cita-cita yang asal saya lontarkan ketika ditanya oleh Guru ataupun kawan ketika mengisi biodata.
Lebih dari cita-cita, 
Ia merupakan sekumpulan harapan kuat dengan latar belakang cerita yang untuk mengingatnya pun saya harus siap untuk memberanikan diri.

-----

(2006)
Kala itu, saya sedang menonton TV di siang hari sepulang sekolah.
Acara TV yang sebenarnya saya tonton, hanya karena kebetulan ada salah satu orang lombok didalamnya.
Biasanya saya sangat excited, tapi tidak kali ini.
Ada perasaan aneh.
Perasaan yang seolah-olah memberitahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres, sesuatu yang mengganjal.

Benar saja.
15 menit kemudian telepon di kamar mamah-bapak berdering.
Ada perasaan waswas kala itu, 
Haruskah saya mengangkatnya? 
Mengapa perasaan saya aneh? 
Atau Haruskah saya mengabaikannya saja?

*angkat*
"Halo assalamu'alaikum, ini ocha?"
"Nggih, niki tiang. Sai niki?"
"Ini kak ida, cha." 
Deg!!!
Entah mengapa tangis saya pecah.
Kak ida (sapaannya) adaah anak sahabat mama yang bertugas sbg perawat di RSU Provinsi NTB kala itu.
"Cha, mamah ocha minta kak ida telepon ocha. Nanti ada yang sopir yang jemput ocha, daep dan asraf di rumah pejeruk. Ocha siap-siap nggih, nanti akan diantar ke kediri.", jawab beliau dgn suara yang hampir menangis
"Kaaak, papuk ocha......"
"Ocha, ocha yang sabar nggih. Papuq sudah ninggalin kita, InsyaAllah beliau pulang dalam keadaan yang Baik. Allah ndak mau liat papuq sakit lagi."
"Sekarang keluarga sedang mengurus kepulangan papuq ke kediri. Ocha tunggu sebentar nggih."
*telepon terputus*

Teriak dan menangis.
Sangat histeris, hingga si bibik langsung lari dan tetangga pun berdatangan.
Saya tidak bisa berbicara panjang lebar.
Saya ingat, saat itu saya hanya menangis dan memanggil "papuq.."
Dan saya rasa, mereka semua mengerti.
Sesampainya di Pelowok kediri,
Ketika turun depan gerbang utama, Rumah Papuq sangat ramai tidak seperti biasa.
Suara tangis, berkumpulnya orang berpakaian putih sudah cukup menjelaskan apa yang sedang terjadi.

Langkah saya terasa berat, utk berjalan pun harus dituntun oleh Keluarga.

Mamah datang, memeluk dalam tangis.
Tidak pernah saya rasakan mamah sesedih itu.
Pelukannya terasa sangat kuat seraya mengucapkan
"Papuq'e wah ndeq araq chaa... Tebilinte ite.....Tebilinte naakk..."

Untuk terakhir kalinya, 
Saya memandang wajah papuq mame.
Wajah yang teduh, wajah yang ketika melihatnya pasti merasa tenang.
Wajah orang yang tak kenal marah.

-----

(sekitar tahun 2000)
Kak Ulya dan saya adalah dua cucu pertama papuq.
Kami lahir hanya beda 4 bulan.
Kami selalu bersama sejak kecil, sekolah ditempat sama, janjian ke rumah papuq dan bermain bersama.
Ketika diberi hadiahpun selalu sama. Anting yang sama, cincin yang sama.
Bisa dikatakan bahwa kami berdua sangat dekat dan dimanja oleh papuq.

Papuq nine dan Papuq Mame bekerja sebagai petani.
Pagi ke sawah atau kebun, mengawasi pekerjaan para pekerja lainnya.
Ketika musim rambutan tiba, kami sekeluarga besar akan piknik ke kebun.
Membuat soto, rujak, dengan menggelar tikar di tengah-tengah kebun.
Setiap pagi hari ketika kami menginap, Papuq akan membangunkan utk shalat subuh dan mengajak kami jalan-jalan ke Montong Are mengengok sawah.
Pulangnya, kami melewati sungai utk melihat org memandikan kerbau dan melewati kampung-kampung utk menyapa setiap orang yang kami temui.

Dirumah papuq terdapat 2 kamar mandi besar utk sekeluarga.
Ketika kami menginap, antrian jadi semakin panjang.
Tidak jarang kami para anak kecil (ocha dan Ulya) mandi di luar (ada 2 ledeng besar diluar).
Mungkin karena melihat cucu beliau yang semakin besar, Beliau berinisiatif untuk membuat kamar mandi tambahan.
Harus dua.
Satu untuk ulya, satu untuk ocha.
"Tepiaqan oca kance ulya jeding leq timuq. Pade-pade sekeq."
Tidak hanya itu, Papuq mame sangat senang membuatkan kami mainan.
Suatu ketika kami berdua menginap di rumah papuq, Sudah ada ayunan yang dibuat dari Ban Mobil bekas di sebelah timur rumah.
Lagi-lagi terdapat 2 buah ayunan, untuk ocha dan ulya.
Mengapa tidak satu? Mungkin alasan beliau agar kami tidak berebut.

Beliau sangat berharga bagi kami.
Terlebih bagi saya yang saat itu hanya hidup bersama satu kakek.
Kakek dari bapak, TGH Mustafa Al-Kholidy meninggal pada tahun 1974 dimana saat itu bapak kelas 3 SD.
Dari kecil saya hanya mendengar cerita tentang bagaimana gigihnya beliau dalam berdakwah dan suri tauladan beliau.
Saya hanya pernah melihat beliau dari foto2 yang ada hingga saat ini.

-----

Bagaimana tidak kami merasa sangat kehilangan.
Kehilangan beliau tepat satu bulan sebelum saya pergi sekolah di Pondok Pesantren Modern Islam As-Salaam, Solo.
Ketika di Pesantren pun, selain mengingat mamah-bapak-adik, saya tidak pernah berhenti memikirkan beliau.
Saya banyak berpikir "Seandainya..."

Seandainya saya sudah jadi dokter.
Seandainya saya memahami sakit papuq.

Papuq,
Yang saya tau dikatakan memiliki Tumor KGB (wallahu a'lam)
Saya masih sangat kecil saat itu dan belum mengerti.

Papuq yang badannya bugar, mjd kurus.
Segala macam metode pengobatan kami coba demi kesembuhan papuq.
Berkali bolak-balik ke RS Sutomo di Surabaya untuk berobat.
Beberapa kali menjalani kemo di RSI Siti Hajar Mataram.
dan terakhir berada di ICU RSUP NTB saat itu.

Beliau sangat kuat,
Beliau sangat indah sabarnya,
Beliau tetap perhatian meski dalam kondisi kurang sehat.
Banyak teladan yang beliau wariskan pada anak-anaknya.
Banyak pesan yang dititipkan masih teringat hingga sekarang.

Semenjak kehilangan beliau, keinginan untuk menjadi Dokter semakin Bulat.
Ingin mempelajari penyakit yang dialami papuq mjd salah satu penguatnya.
Jangan sampai ada keluarga yang sakit lagi,
Jangan sampai karena ketidaktahuan saya, saya membiarkan keluarga saya yg sakit tidak berobat atau memilih metode pengobatan yang salah.

Papuq,
Kamis 10 Januari 2019 kemarin, cucu papuq sudah selesai menunaikan kewajiban dan resmi menjadi dr. Syahidatul Kautsar
Ocha akan berusaha menjaga keluarga sebisa ocha, puq.
Semoga Allah mengampuni dosa papuq dan menempatkan papuq di Tempat Terbaik di SisiNya.
Allahummaghfirlahu wahamhu wa'afihi wa'fuanhu.

Meski tidak bertemu raga papuq lagi, semoga do'a kami selalu tersampaikan.
Kami menyayangi papuq..


Jogjakarta,
29 Januari 2019.

x

Tuesday, February 6, 2018

The first and the last time, please.

8 Januari 2017,
(Waktu ashar)

Ketika membuka mata, saya merasa sedikit mengenali ruangan ini.
Tapi ini bukan kamar kost saya,
Juga bukan kamar almas, ririn, ataupun alya.
Tapi ini familiar,

hingga akhirnya seseorang memberitahu saya bahwa saya tengah berada
di kamar A2 Bangsal vinolia RSUD Jogja.
As a patient.
Bukan sebagai seorang dokter muda yang sedang follow up pasien, apalagi pembesuk orang sakit.

Tangan kanan sudah dalam keadaan terfiksasi dengan bidai,
Terdapat luka bagian jari,
dan ya, kepala masih pusing berputar.
hingga akhirnya saya meminta salah seorang teman saya untuk memfoto muka saya saat itu.

Ya,
Oedem (bengkak), multiple vulnus excoriatum (luka lecet) yang cukup lebar, beberapa jahitan di bagian dahi-antara alis, subconjungtival bleeding di bagian lateral OD (perdarahan pada bagian subkonjungtiva), slight palpebral hematom (memar pada kelopak mata).

"My friend told me that I had a motorcycle accident that morning."

Well,
This time it's really happened.
------------------------------------------------------------------------

7 Januari 2018, hari sabtu.

Hari terakhir stase perifer (setelah 2 minggu) di puskesmas kretek, Parangtritis.
Kurang lebih 30 menit dari kost di daerah gamping.
Saat itu merupakan rangkaian dalam stase anak, mingu ke 5 tepatnya.
Setelah menyelesaikan hari itu, saya bersama teman-teman mengunjungi pantai depok,
dan mengikuti kegiatan organisasi yang diselenggarakan adik adik di daerah kebun buah mangunan bantul.

Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian open recruitment, yang berlanjut hingga keesokan harinya.
Saya bersama salah satu teman kelompok koas yang juga selalu bersama ketika masih aktif sebagai pengurus aktif di organisasi ini. Her name is belva.
Saya ingat betul, malam itu saya istirahat cukup mengingat besok Ahad (8 Jan) saya harus kembali ke Rumah Sakit untuk jaga shift pagi jam 07.00

Ah iya, saat itu posisi bapak saya sedang berada di Gontor 3 Kediri Jawa Timur utk mengantar adik kembali ke pondok. Saya pun sempat memesankan beliau tiket pulang utk besok paginya penerbangan Surabaya-Lombok.


Keesokan paginya,
selepas subuh kami menikmati udara pagi kebun buah mangunan, sekaligus menanti sunrise.

Kebun Buah Mangunan, Bantul.
kiri ke kanan : dr. Alfun, Sp.OG - dr. Chandra - ocha - belva - aswin

Hampir jam 07.00,
teman-teman yang sdg dirumah sakit mengingatkan utk jaga shift pagi.
saat itu, saya dan belva segera turun (mangunan termasuk dataran tinggi di bagian selatan jogja) dan mengendarai sepeda motor masing masing ke RS yg waktu tempuhnya kurang lebih 30-45 menit.

Setelah melewati bukit-bukit dan jalan yg cukup berkelok, tepatnya setelah mendekati lapangan imogiri ( 1/2 perjalanan menuju RS) saya mulai merasa mengantuk.
Saya memberitahu rekan saya yg mengemudi di depan.
Salah saya, saya tetap membawa kendaraan karena saya merasa saya bisa sampai ke RS tepat waktu dan mungkin beristirahat disana nantinya.

Dan,
itulah moment terakhir yang saya ingat saat itu.
----------------------------------------------------------------------

8 Januari 2017,

(suara tabrakan keras di belakang)
Belva mempunyai firasat bahwa itu saya,
belva pun putar balik,

and that's right,
itu adalah si cerewet, si gabisa diem ocha.
Berada sekitar 3 meter dari motornya, dengan beberapa luka dan bleeding, dengan barang yang tercecer, dan kerumunan orang.

beberapa adik organisasi yg saat itu kebetulan juga turun ikut membantu saya dan org yg saya tabrak saat itu.
Kami dibawa ke RSUD Jogja (tempat saya koas kala itu) dengan mobil pick up.
Setibanya di IGD, ternyata mas yang tadi harus dirujuk ke RSUP Sardjito.

Lemme intoduce her!
'Siti' yang menemani saya di perantauan sejak 2012 - 2017

Saat itu juga, belva menghubungi keluarga saya, bapak.
saat itu bapak yang sedang berada di kediri sempat tidak percaya, sampai akhirnya beliau menelp hp saya dan diangkat oleh belva.
kepulangan bapak ke lombok pun ditunda.
Bapak segera ke Jogja.

Dokter Alfun dan dokter nadia datang ke IGD, membantu proses ocha bersama teman teman yg lain selama di RS sebelum datangnya bapak.

Sepertinya saat itu bapak sampai di jogja sekitaran magrib.
Saya tidak begitu ingat kapan saat saya bertemu bapak.
Yang saya ingat saat itu, bapak meminta saya untuk kuat, meminta saya untuk tidak banyak mikir, meminta saya untuk istirahat, and  i can see the tears in his eyes.

maaf karena membuat bapak khawatir,
ocha sayang bapak..

(--- singkat cerita, urusan dengan masnya tadi berjalan lancar dan baik. Keluarga pun beberapa kali berkomunikasi dgn baik. Semua dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Alhamdulillah. --- proses penyelesaian ini pun tentu tidak akan berjalan dgn baik tanp bantuan saudara keluarga ocha di jogja. Ada solihan, tuak zohri, dll. Matur tampiasih semetonkuuu ---)
-------------------------------------------------------------------

9 Januari 2017,

Jika di stase sebelumnya saya masuk ke ruang OK untuk jd observer atau assist SC/Op obsgyn lainnya, kali ini saya merasakan rasanya jadi Pasien :')


Saat itu, dipasang K-wire untuk fraktur kominutif metacarpal III IV V dextra dan plate and screw untuk fraktur  1/3 proksimal radius dextra.
Oedoem cerebri ringan CKR (udah dikasi manitol di igd) dan ada fissure di os maxillaris dextra juga bleeding di intrasinus, but it doesn't need an advance therapy.
Alhamdulillah,

Ada banyak teman-teman, adik adik dan fosil TBM Alert, keluarga, dokter konsulen, juga dokter kampus yang datang utnuk memberi semangat juga motivasi selama dirawat.

Almost semua org menganjurkan saya untuk cuti koas beberapa bulan kedepan.
Paling saya ingat adalah nasihat dari dr.Ekorini yang juga DPA saya selama S1 --yang selama ini selalu saya anggap sbg ibu saya ketika di rantauan pendidikan dan dr. Alfun yang juga saat itu sangat dekat dengan kami para mahasiswanya.
Beliau menyemangati saya dan memberikan pandangan pada saya. --yang saat itu kekeuh banget mau lanjut stase dengan muka oedem dan keadaan yang belum memungkinkan. Ah iya, itu stase anak.................... Anak...--

Di sisi yang lain, beberapa teman sekelompok saya meminta saya utk lanjut, melanjutkan perjuangan bersama-sama.

Dengan banyak pertimbangan,
Alhasil, keputusan cuti itupun saya ambil.
it's not easy at all.
Teman-teman kelompok harus bekerja lebih keras,
Sayapun harus ikhlas untuk mundur ukmppd tanpa teman-teman sekelompok yang selama ini selalu barengan.
Bagi orang yg ngoyo semacam ocha, ini risiko yang sangat sulit untuk diterima.
-----------------------------------------------------------------

Tidak ada orang yang menginginkan musibah terjadi.
Ini pun merupakan pelajaran yang berharga bagi saya untuk lebih mengenali diri sendiri.
Badan pun bisa protes, jangan sampai begitu telah terjadi hal seperti ini baru menyadari.
Berlatih mendengarkan diri sendiri.
Kenali bahasa yang digunakan tubuh untuk menyampaikan keluh kesahnya.

Saya pun dituntut untuk lebih positif dalam menyikapi sesuatu,
Yakinlah bahwa akan ada pelangi setelah hujan,
senang setelah penderitaan,
dan hikmah setelah cobaan.

Kejadian inipun membuat saya menyadari bahwa banyak hal yang perlu saya syukuri,
Berada di sekeliling keluarga dan teman-teman yang sangat pedulinterhadap saya adalah hal yang sangat membahagiakan.

Untuk semuanya, Terimakasih :)<3 p="">

Thursday, November 9, 2017

Rokok beserta dominonya

Dalam sebuah diskusi di facebook mengenai dampak rokok :

Seorang dokter memposting mengenai banyaknya pasien dtg dengan 'serangan jantung' yang setelah ditilik dari Riwayat pasien, bahwa ternyata pasien adalah perokok aktif (banget).

Lalu ada sebuah comment dari pengguna facebook lain yang kurang lebih berisi : 
"saya adl salah satu orang yg telah berhenti dr rokok. Alhamdulillah... Saya pun setuju kalo skrg banyak pabrik rokok milik asing. Yg saya maksud adl, kl para perokok di bangsa ini berhenti merokok sekarang ini. Bisa kah anda membayangkan berapa puluh ribu orang kehilangan pekerjaan..."

Singkatnya seperti itu,
Entah mengapa rasanya ingin sekali menjawab sekaligus mengklarifikasi apa yang sampaikan oleh bapak tersebut,

"Maaf mau bantu jawab sesuai dgn kuliah dan beberapa riset yang terpercaya. Bapak, di indonesia ada 3 prov yg sebagian daerahnya mjd daerah penanam tembakau saat ini. Jateng di temanggung, jatim di sekitar jember, dan NTB di lombok.
Ternyata penanaman pohon tembakau tidak lantas menguntungkan para petani kita, lahan yg sdh ditanamai tembakau akan mengadung toksin dari tembakau itu sendiri sehingga akan membutuhkan beberapa waktu baru bisa ditanami yang lain. Jangankan tubuh kita, tanahpun dapat terkena dampaknya, bapak.

Lalu, tembakau yang selama ini dijadikan rokok, sekitar 60% semuanya merupakan tembakau import (2014), yang dimana setiap tahunnya selalu ada target produksi 5% lebih banyak dr tahun sebelumnya. Artinya? Tentu saja tembakau yg di import lebih banyak lagi. 
Mengenai penyerapan tenaga kerja, tidak ada peningkatan serapan tenaga kerja bapak, yang tumbuh pesat saat ini adalah rokok yg diproduksi oleh mesin.

Terus terang, buyut saya pun adalah petani tembakau di daerah lombok, tapi sekarang kualitas tembakau kita turun bapak, tidak sebaik tembakau import. Alhamdulillah skrg sudah beralih ke padi dan beberapa hasil perkebunan.

Sangat disayangkan bapak, generasi muda kita saat ini banyak sekali yang termakan iklan. Jika bapak melihat begitu gencarnya perusahaan rokok menaruh iklan di setiap sudut jalan, bahkan ada yg berada di depan sekolah.
Berdasarkan riset dimakassar (astuti, 2015)
90% sekolah di makassar dilingkupi iklan rokok
70% remaja punya kesan positif terhadap iklan rokok
46% remaja : iklan rokok mempengaruhi mereka untuk mulai merokok.
Sungguh realita ini sangat disayangkan.

Beberapa saat kemarin, kita melihat berita bahwa bapak presiden kita melakukan kunjungan ke amerika. Ya, saat itu beliau membawa oleh-oleh berupa "Philip Morris berkomitmen ekspansi hingga 2020 investasi mencapai US$1,9M atau setara dengan Rp 25,8 T (kesepakatan bisnis indonesia - USA) 

karena apa bapak? Karena di negara maju seperti amerika dan eropa pembangunan pabrik rokok teramat sangatlah rumit, susah. Belum lagi ditambah dengan berbagai macam peraturan2. Kalaupun rokok disana beredar, harganya sangatlah mahal. Sangat berbeda dengan indonesia pak, sangat berbeda. Karena mereka sadar, mudharatnya lebih banyak daripada keuntungan.

Dalam aspek politik, berdasarkan laporan ICW, ternyata industri rokok sudah mencapai upaya intervensi Pemda. Seperti apa? Tiada lain dalam kemasan "Politik Tanam Budi". Caranya? Memfasilitasi pemilihan caleg dalam pilkada, menyumbang ke semua calon, mengerahkan buruh untuk memilih calon pemenang, memberi fasilitas kesehatan tokoh masyarakat, mendeskreditkan bukti ilmiah dampak rokok thd kesehatan.
Well, there is no free lunch, guys.
Saya rasa kita semua bisa membayangkan apa tujuan yang ingin dicapai oleh industri tersebut.

Mempunyai badan yang sehat, umur yang panjang, adalah dambaan semua orang. Tentu saja kita ingin melihat anak cucu kita nanti. Melihat perkembangan zaman, dan turut andil di dalamnya.

Urusan rokok tidak hanya sekedar urusan menyalakan rokok, menghisap, lalu habis. Semua aspek bermain dan beradu kepentingan. Rokok, Politik, ekonomi, sosial, semua seperti domino yang mempunyai keterkaitan satu sama lain.

Baik tidaknya, silahkan dinilai sendiri dengan hati nurani.

Semoga membantu.

Syahidatul Kautsar Najib

Tuesday, September 26, 2017

Syukr


Bersyukur.
Iya, tak akan pernah ada lelahnya jika berbicara mengenai satu kata diatas.
Foto ini adalah foto yang saya ambil sewaktu balik ke jogja setelah idul adha bersama keluarga di PMDG Ponorogo.

Karena mengejar kuliah pagi, saya harus naik bus sekitar jam 3 dini hari.
Lalu apa yang menarik dari foto ini?
Ramai. Iya. Ramai. Bahkan mungkin teramat sangat ramai.
Tentu saja tidak seperti ruang kuliah yg meskipun ramai, tempat duduk antara laki-laki dan para perempuan dibuat terpisah. Sirkulasi udara pun dibuat dan dirancang sedemikian rupa demi kenyamanan dalam proses KBM.

Ya, kembali lagi. Ramai.
Lalu apa yang membuatnya ramai?
Ternyata 95% penunpang bus adalah mereka yang sedang berangkat kerja.
Mereka yang masih tetap ringan melangkahkan kaki untuk mencari nafkah.
Ada yang turun di kantor, di pasar, di sekolah, di kampus, di pabrik, dan masih banyak yang lainnya.
Setelah menunggu beberapa jam berdesakan, berdiri, dan merasakan sesaknya di dalam bus yang padat, mereka masih harus melaksanakan pekerjaan masing-masing. Bahkan hingga petang. More than 12 hours, guys.
Sure? Yes i am. Begitulah kata mereka.
Para penumpang pun bermacam-macam, tentu saja kita tidak tahu bagaimana suasana hati mereka masing-masing ketika menjalani rutinitas dipagi itu.
Mungkin saja ada yang bahagia, antusias, optimis, jatuh cinta, bete, lelah, bosan, sedih, patah hati, pesimis,dan lain sebagainya.
Lalu, kira-kira pelajaran apa yang bisa dipetik?
Ya, benar. Pandailah bersyukur.
Meskipun dengan berbagai keterbatasan materi maupun fasilitas, masih banyak sekali org yang melangkahkan kaki keluar rumah untuk bekerja dengan niat karena Allah ta'ala.

Then, what about us?
*merenung*

Yogyakarta, 26 September 2015